MAULID NABI MUHAMMAD SAW.
Hikmah Perayaan
Maulid Nabi
1.Peringatan
Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu
diperintahkan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian
untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).
2.Peringatan
Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau.
Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika
Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira
tentang kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya.
Sebagai tanda suka cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa
atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba).
Demikianlah
rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk
juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun
Allah merahmatikarena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, apalagi anugerah
Allah bagi umatnya yang beriman dan bertakwa.
3.Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah bersabda,
“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).”
4.Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)”
Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap Rasul ini pada putra-putri kita, melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka tidak menjadi pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui acara televisi.
5.Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda :
“Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik)
Fadilah Perayaan Maulid Nabi
Menurut fatwa
seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi menerangkan bahwa
mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, dengan cara mengumpulkan
banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan diterangkan (diuraikan)
sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya, dan
diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya adalah merupakan
perbuatan Bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), dan akan mendapatkan pahala bagi
orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab terdapat rincian
beberapa ibadah yang dituntut oleh stara’ serta sebagai wujud kegembiraan,
kecintaan atau mahabbah kapada Rosullullah saw.
Seperti yang
disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa
yang senang, gembira, dan cinta kepada saya maka akan berkumpul bersama dengan
saya masuk surga”.
Dalam sebuah
hadits dikatakan :
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ
الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ
جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barang siapa yang memulyakan / memperingati hari
kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang
siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan
diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung fi sabilillah.
Sahabat Abu
Bakar Ash-Shidiq berkata :
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa
yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan
menjadi temanku masuk surga”.
Sahabat Umar
Bin Khoththob berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa
yang memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, berarti telah menghidupkan
Islam”.
Sahabat Ali Bin
Abi Tholib berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa
yang memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, apabila pergi meninggalkan
dunia pergi dengan membawa iman”.
Melihat
besarnya pahala tersebut maka banyaklah kaum muslimn muslimat yang selalu
melahirkan rasa cintanya kepada Nabi dan mengagungkan hari kelahiran Nabi
dengan cara-cara yang terpuji seperti pada tiap-tiap malam Senin atau malam
Jum’at mengadakan jama’ah membaca kitab Al- Barzanji, sholawat maulud, dan ada
pula yang menyediakan tabungan yang berwujud uang hasil tanaman atau sebagian
gajinya untuk kepentingan memperingati kelahiran Nabi Saw.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya,,,,,,,,,,,,,,